PEMBIASAN CAHAYA PADA PRISMA
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu mengamati
pembiasan cahaya pada prisma
2. Membuktikan
sifat cahaya putih dapat diuraikan menjadi beberapa warna
Setelah turun hujan, coba amati langit di sekitarmu. Kamu akan melihat berbagai
warna yang indah di langit sekitarmu. Warna-warna itulah yang disebut dengan
pelangi. Bagaimana pelangi dapat menghasilkan warna-warna yang indah?
Perhatikan gambar berikut !☺
Terjadinya
pelangi disebabkan oleh peristiwa dispersi cahaya matahari melalui butiran air
hujan di udara dan diurai menjadi warna spektrum. Warna spektrum inilah tampak
terlihat berupa pelangi di udara. Sinar matahari jatuh ke butir butir air di
udara. Sinar tersebut memasuki butiran, lalu dipantulkan sempurna, kemudian
dibiaskan keluar dari butiran air.
Pembiasan
cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Terjadinya pembiasan tersebut telah
dibuktikan oleh seorang ahli matematika dan perbintangan Belanda pada 1621
bernama Willebrord Snell. Kesimpulan hasil percobaannya dirumuskan dan dikenal
dengan Hukum Snellius. Hukum Snellius menyatakan sebagai berikut:
- Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
- Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
PEMBIASAN PADA PRISMA
Prisma juga merupakan benda bening yang terbuat dari kaca, kegunaannya antara lain untuk mengarahkan berkas sinar, mengubah dan membalik letak bayangan serta menguraikan cahaya putih menjadi warna spektrum (warna pelangi). Cahaya dari udara memasuki salah satu bidang pembias prisma akan dibiaskan dan pada saat meninggalkan bidang pembias lainna ke udara juga dibiaskan.
Jalannya sinar pada peristiwa
pembiasan cahaya pada prisma ditunjukkan oleh gambar berikut!👇
Seberkas cahaya polikromatik
diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut
deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah
disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:
Φ = δu - δm = (nu – nm)β
Keterangan:
DISPERSI CAHAYA
Dispersi
Cahaya Pada Prisma
Φ : sudut dispersi
nu : indeks bias sinar ungu
nm : indeks bias sinar merah
δu : deviasi sinar ungu
δm : deviasi sinar merah
δm : deviasi sinar merah
nu : indeks bias sinar ungu
nm : indeks bias sinar merah
δu : deviasi sinar ungu
δm : deviasi sinar merah
δm : deviasi sinar merah
Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik.
Cahaya Polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari
bermacam-macam warna. Contohnya cahaya putih. Chaya Monokromatik adalah cahaya
yang hanya memiliki satu panjang gelombang saja (Tidak dapat terurai
menjadi cahaya lain ) Contoh : sinar Merah, Sinar jingga, Sinar Kuning,
Sinar hijau, Sinar biru, dan sinar Ungu. Deretan
warna yang tampak pada layar disebut spektrum warna.
Dispersi
cahaya terjadi karena setiap warna cahaya mempunyai indeks bias yang
berbeda-beda. Cahaya merah mempunyai indeks bias terkecil sedangkan cahaya ungu
mempunyai indeks bias terbesar sehingga cahaya merah mengalami deviasi (penyimpangan)
terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar.
Tabel 1. Data Panjang Gelombang dan Indeks Bias Warna Pelangi
Untuk lebih jelasnya lihat video berikut !
Berikut adalah simulasi pada percobaan Dispersi Cahaya !
Lakukan simulasi percobaan Pembiasan Cahaya pada Prisma menggunakan panduan LKPD 2. Pembiasan Cahaya pada Prisma
Setelah kamu belajar Pembiasan Cahaya pada Prisma, mari kita berlatih mengerjakan soal berikut ini!
Setelah mengikuti latihan soal, maka tibalah saatnya kita UTS materi Pembiasan Cahaya pada Prisma. Klik di sini untuk menuju laman UTS, lalu masukkan Username dan Password yang sudah Saya berikan di kelas.
☺☺Good luck ☺☺
0 komentar:
Posting Komentar